Yes. 29:17-24; Mzm. 27:1,4,13-14; Mat. 9:27-31.
DI injil Lukas 10:1 diceritakan bahwa Yesus mengutus ke tujuhpuluh murid yang lain mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Dalam bacaan hari ini, dua orang buta juga dihadirkan dalam kisah penyembuhan yang singkat. Dua orang buta inipun sama, mereka pada akhirnya merupakan saksi /utusan Yesus melalui pengalaman iman yang mereka rasakan.
Apa yang membedakan utusan keduanya? Orang buta yang menjadi saksi Yesus, kesaksiannya akan lebih bermakna karena telah mengalami Allah atau telah mengalami sendiri kehadiran Allah di dalam dirinya. Kesaksiannya bukan hanya berupa kata-kata atau teori semata atau mendengar dari cerita orang lain, akan tetapi Allah yang nyata hadir dalam kehidupan mereka yang mau diwartakan kepada sesama.
Apa sesungguhnya yang dilakukan oleh kedua orang buta untuk memperoleh kesembuhan? Mereka hanya memberanikan diri menyapa sambil memohon kepada Yesus “Kasihanilah kami, hai Anak Daud” (ay.27). Sebutan ‘Anak Daud’ memberi makna penghormatan mereka kepada Yesus yang merupakan keturunan Daud. Selanjutnya Yesus membalas dengan satu pertanyaan: “Percayakah kamu, bahwa aku dapat melakukannya?” (ay.28). Yesus hanya menghendaki orang percaya kepada-Nya sebagai jalan untuk menuju kepada kesembuhan, itulah iman kepercayaan, yang jika dipupuk terus, ditumbuhkembangkan akan berujung pada jalan keselamatan. Inilah yang menjadi cita-cita Allah agar semua manusia bisa diselamatkan, dan hanya melalui iman kepercayaan kepada Allah saja, keselamatan bisa diperoleh.
Berkat iman kepercayaan pula, kedua orang buta tersebut disembuhkan Yesus “Jadilah kepadamu menurut imanmu” (ay.29).
Perlahan menjadi renungan bagi saya, bagaimana seseorang bisa bertahan dengan iman kepercayaannya, jika pada kenyataannya segala sesuatuyang terjadi dalam hidupnya tidak seperti yang diharapkan? Jika ia tidak disembuhkan seperti dua orang buta diatas dan tetap harus memikul beban, apakah ia akan tetap setia berjalan bersama-Nya dalam kehidupan ini?
Tuhan, dalam keheningan Engkau bersabda: sangkal lah dirimu, pikul lah salibmu dan ikutlah AKU….Tuhan, bimbinglah aku untuk mampu melaksanakannya. Amin.