Saya ingat hari itu adalah hari Minggu. Pagi-pagi benar saya dibangunkan oleh papa saya. “Mike, ayo bangun, ikut tea-walk.” Ya, itulah acara gathering pertama saya dengan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Matraman. Tidak ada pemikiran yang terlintas di kepala saya pada waktu itu. Saya hanya seorang anak laki-laki yang duduk di bangku SMA pada saat itu - yang kemudian bertemu sebuah lingkungan baru dan berkembang di dalamnya hingga saat ini.
Setelah acara tersebut berlangsung, ada sebuah gagasan dan konsep acara baru dari teman-teman di Seksi Kepemudaan pada saat itu, yakni mengumpulkan dan menghidupkan kembali OMK Paroki Matraman. Saya yang masih muda diajak dan dipercaya untuk berada dalam kepanitiaan acara tersebut. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) OMK Paroki Matraman yang digelar pada 2013 lalu adalah sebuah acara besar dan penting bagi OMK Paroki Matraman dan saya mulai merasakan sebuah tanggungjawab pada diri saya dalam bentuk pelayanan ini.
Beragam acara kami jalani bersama-sama. Pelatihan, kaderisasi, acara sosial, acara kerohanian. Saya dan teman-teman terlibat dalam acara-acara tersebut. Banyak sekali pengalaman yang didapat. Suka-duka, rasa lelah dan semangat yang dirasakan dalam setiap kegiatan membuat saya berpikir bahwa Gereja dan OMK ini sudah menjadi keluarga saya dan bagian dari diri saya. Aneh rasanya di saat saya tidak mengunjunginya sekali saja.
Bagi saya, sebagai orang muda, pelayanan yang kita lakukan untuk Gereja tidak terbatas bentuknya. Orang muda punya banyak sekali jalan untuk ditempuh, begitu pula dalam bentuk pelayanan yang kita pilih. Saya pribadi memiliki hobi pada bidang fotografi. Bentuk pelayanan yang saya lakukan terkait hobi saya adalah turut membantu dalam dokumentasi segala bentuk liturgi dan kegiatan Gereja lainnya. Saya rasa tidak menutup kemungkinan bahwa pelayanan terkait dengan hobi kita itu dapat dilakukan, apalagi jika orang muda yang melakukannya.
Dari segala kegiatan dan acara yang saya ikuti dan jalani, saya merasakan, bahwa tidak hanya dalam pelayanan saja saya mendapat berkat. Beragam orang yang saya temui dalam Gereja ini - muda atau tua, anak-anak, bapak-ibu, bahkan oma-opa - memberikan inspirasi tersendiri bagi saya. Saya banyak mendapat pelajaran tidak hanya dari teman sebaya tetapi juga dari segala golongan. Saya dapat bertukar pikiran, bermain dan tertawa bersama, merasakan kesulitan bersama. Dan saya mulai mengerti bahwa ini juga suatu proses yang berharga.
Pesan saya untuk teman-teman muda di Paroki Matraman, pelayanan yang kita lakukan untuk Gereja juga dapat menjadi batu pijakan kita untuk menuju kedewasaan. Tidak ada hal yang dituntut untuk sempurna di dalam pelayanan. Maka dari itu, kita bisa belajar sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya dalam pelayanan. Salam hangat. (*)
Michael Adrian