Sejarah Paroki Matraman

Perjalanan Paroki Matraman


Lahirnya Paroki Matraman bermula dari pembelian sebidang tanah di tepi Jalan Raya Matramanweg pada 13 Desember 1906 untuk persiapan pembangunan gereja di daerah Meester Cornelis (kawasan yang kemudian disebut Jatinegara). Beberapa hari kemudian, tepatnya 28 Desember 1906, sebuah stasi dibentuk di daerah ini dan pelayanan umat dilaksanakan oleh imam dari Paroki Katedral, yakni Romo J. Hoevenaars SJ. Sekitar tiga tahun kemudian, seperti tercatat dalam Registrum Baptismale I, Ecclesia Catholicae quae est Meester Cornelis in Insula Java, permandian pertama dilaksanakan pada 22 Juni 1909. Dalam cacatan ini, orang yang dipermandikan adalah Chistina Wilhelmina Cornelia yang lahir pada 14 Mei 1909 di Meester Cornelis. Ia adalah anak dari pasangan Abraham van Oorde dan Jurgina Wilhelmina Zeydel. Wali baptisnya adalah W.J. Pullens dan imam yang mempermandikannya adalah Romo J. Hoevenaars SJ.

Tanggal permandian tersebut ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Paroki Matraman oleh Romo Yan Djawa SVD (pastor kepala paroki periode 1989-1999). Selanjutnya, pada 21 April 1910, pelayanan umat di Meester Cornelis diserahterimakan kepada Romo Th. Van Swieten SJ. Pada 1919, pelayanan yang semula diatur oleh Paroki Katedral kemudian diserahkan kepada Paroki Kramat seiring dengan pertumbuhan jumlah umat di daerah Jatinegara. Sejak 1908 hingga 1924, sebelum memiliki gedung gereja, umat merayakan Misa di Kapel Susteran Ursulin (sejak 1955 sampai sekarang menjadi Susteran OSF, Jl. Matraman Raya 129). Daerah Meester Cornelis merupakan stasi pertama dari Paroki Katedral dan kemudian menjadi Paroki Matraman. Hingga 1950-an, Paroki Matraman masih dilayani oleh imam asing. Namun ada beberapa tahun tidak terdapat catatan nama imam.

Umat Paroki Matraman pernah digembalakan oleh para imam tarekat Yesuit dan Fransiskan. Tidaklah mengherankan jika salah satu patung orang kudus di altar gereja adalah Santo Antonius Padua. Patung itu tetap diberi tempat istimewa bersama patung Santo Yoseph, penyangga dan pelindung Gereja.

Tonggak sejarah berikutnya adalah penyerahan kepada tarekat SVD (Societas Verbi Divini = Serikat Sabda Allah). Berdasarkan perjanjian kesepakatan antara Mgr A. Djajaseputra SJ, Vikaris Apostolik Jakarta, dan Romo E. Kuehne SVD pada 30 Desember 1953, pelayanan Paroki Matraman diserahkan kepada para imam SVD sampai sekarang. Pastor kepala Paroki Matraman yang pertama adalah Romo J. Hoevenaars SJ (1906-1910). Pastor kepala Paroki Matraman pribumi yang pertama adalah Romo Yan Lali SVD (1974-1979).

(Sumber : Buku Memperingati 100 tahun Gereja Santo Yoseph, Paroki Matraman)