Sejak Selasa (10/03/2020) lalu, selama sembilan hari berturut-turut, umat Paroki Matraman dan bahkan umat dari paroki lain di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) memadati gedung gereja paroki. Hanya satu tujuan mereka, yakni mengikuti Novena Besar Santo Yoseph yang diselenggarakan oleh paroki dalam rangka memperingati Pesta Nama Pelindung Paroki dan Hari Ulang Tahun Paroki ke-111.

Dengan tema besar “Dalam Semangat Santo Yoseph, Kita Membuat Nyata Kasih Allah,” kegiatan tersebut setiap hari menampilkan berbagai sub-tema dan imam yang berbeda, antara lain Romo Alexius Andang Listya Binawan SJ, mantan vikep KAJ. “Hal ini kami lakukan supaya banyak umat yang datang dari luar Gereja Santo Yoseph ini, juga untuk lebih mensosialisasikan devosi kepada Santo Yoseph,” ujar Yohanes Widodo, ketua panitia dari Lingkungan St. Carolus - Wilayah St. Caecilia.

Dalam kata pembuka saat memimpin Novena hari ketiga dengan sub-tema “Santo Yoseph, Pria yang Berbelarasa,” Romo Andang bertanya kepada umat apakah mereka percaya bahwa intensi mereka akan dikabulkan setelah mengikuti kegiatan tersebut selama sembilan hari berturut-turut. “Saya hanya ingin menegaskan bahwa sebenarnya novena itu bukan memaksa Tuhan untuk mengabulkan doa kita. Benar bahwa kita boleh berdoa, boleh menyampaikan intensi dan harapan kita selama sembilan hari ini. Tetapi mengapa sembilan hari pada dasarnya adalah kita mau menyerahkan semuanya itu ke dalam kehendak Tuhan,” katanya. 

Menurutnya, novena adalah sebuah sikap di mana umat lebih mengharapkan kehendak Tuhan. “Maka saya berharap bahwa novena jangan menjadi mentalitas yang mengatakan: ‘Tuhan, aku sudah berdoa sembilan kali berturut-turut. Awas kalau tidak mengabulkan.’ Itu bukan sikap orang Katolik. Sikap orang Katolik adalah juga seperti Bunda Maria, Tuhan Yesus dan Santo Yoseph yang selalu mengatakan: ‘Bukan kehendakku yang terjadi, tapi kehendak-Mu.’ Maka novena adalah kita menyerahkan harapan, doa dan intensi kita supaya sesuai dengan kehendak Tuhan. Di situlah keterbukaan hati,” tegasnya.

Meskipun demikian, seorang umat yang tidak mau disebutkan namanya merasa sangat yakin bahwa intensi yang disampaikannya kepada Tuhan melalui perantaraan Santo Yoseph akan dikabulkan. “Pasti terwujud,” katanya. Ia mengaku mengikuti novena selama sembilan hari berturut-turut karena “panggilan” dan “ingin berkecimpung di Gereja.” (*)

 


Seksi Komunikasi Sosial