Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) telah mencanangkan tahun 2020 sebagai “Tahun Keadilan Sosial.” Berdasarkan Arah Dasar KAJ periode 2016-2020, tahun ini merupakan tahun terakhir di mana seluruh kegiatan dan pelayanan mengangkat tema besar yakni “Mengamalkan Pancasila.” Arah Dasar KAJ tersebut menegaskan bahwa KAJ “sebagai persekutuan dan gerakan umat Allah bercita-cita menjadi pembawa sukacita Injili dalam mewujudkan Kerajaan Allah yang Maharahim dengan mengamalkan Pancasila demi keselamatan manusia dan keutuhan ciptaan.” Gagasan ini hendak menjadikan Pancasila sebagai roh dari Arah Dasar KAJ tersebut. Selama lima tahun terakhir, setiap sila dalam Pancasila didalami, dielaborasi dan dihayati setiap tahun dengan tema khusus: “Amalkan Pancasila: Kerahiman Allah Memerdekakan” (2016), “Amalkan Pancasila: Makin Adil, Makin Beradab” (2017), “Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia” (2018), “Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat” (2019), dan “Amalkan Pancasila: Kita Adil, Bangsa Sejahtera” (2020).
Dalam Surat Gembala Tahun Keadilan Sosial yang dibacakan secara serentak pada Sabtu-Minggu (04-05/01/2020) di seluruh paroki di wilayah KAJ, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, uskup untuk KAJ, mengatakan Tahun Keadilan Sosial dimulai pada Hari Raya Penampakan Tuhan dengan harapan “kita menjadi pribadi-pribadi yang semakin adil dan ketika bangsa kita semakin sejahtera, wajah Tuhan Sang Kasih akan semakin nyata.” Ia juga menekankan pertobatan dan pembaruan. Menurutnya, sejak beberapa tahun lalu KAJ merumuskan pertobatan dan pembaruan dalam rangkaian tiga kata, yakni semakin beriman, semakin bersaudara, semakin berbelarasa. “Kita ingin bertumbuh menjadi pribadi yang semakin beriman. Tanda bahwa seseorang beriman secara benar – bukan sekedar beragama – ialah kalau iman itu berbuah persaudaraan. Kalau seseorang mengaku dirinya beriman tetapi hidupnya tidak berbuah persaudaraan yang sejati, imannya bisa diberi tanda tanya besar. Selanjutnya kalau seseorang mengaku dirinya berjiwa persaudaraan, tetapi hidupnya tidak berbuah semangat belarasa, mutu persaudaraannya juga bisa diberi tanda tanya yang besar,” katanya.
Tahun Keadilan Sosial secara resmi dibuka oleh KAJ dalam sebuah Misa konselebrasi - dengan selebran utama adalah Kardinal Suharyo - pada Sabtu (04/01/2020) di Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga. Sementara paroki-paroki yang dilayani oleh KAJ membuka Tahun Keadilan Sosial pada keesokan harinya.
Dalam hal ini, Paroki Matraman membuka Tahun Keadilan Sosial seusai Misa Minggu kedua. Di bawah koordinasi Panitia Penggerak Tahun Keadilan Sosial (PPTKS), Paroki Matraman menggelar acara sederhana di pelataran gereja paroki. Sebuah panggung kecil didirikan di dekat pintu masuk gereja. Di atas panggung inilah tarian dan nyanyian ditampilkan oleh Orang Muda Katolik (OMK) serta anak-anak dan remaja penyandang disabilitas dari Komunitas Cahaya Cinta. Selain itu, ada juga penyerahan secara simbolis “Celengan Keadilan Sosial.” Sejumlah umat paroki turut meramaikan kegiatan tersebut meskipun gerimis mengguyur wilayah Matraman dan sekitarnya pada hari itu.
Dalam sambutannya, Romo Servatius Dange SVD, selaku pastor kepala, mengatakan banyak kegiatan dan pelayanan sudah dilakukan oleh umat paroki tetapi tahun ini mereka diajak untuk lebih serius melakukan kegiatan dan pelayanan tersebut, khususnya kepada kelompok kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD). “Mencintai Yesus yang menderita jauh lebih sulit daripada mencintai DIA yang bangkit dan mulia. Tetapi justru kita ditantang untuk menyatakan cinta kita secara sungguh-sungguh kepada DIA pada saat kita melihat Yesus menderita. Biasa kalau kita mencintai Yesus yang bangkit dan mulia, tetapi luar biasa kalau kita bisa mencintai Yesus yang menderita. DIA menderita dalam diri kelompok KLMTD yang ada di sekitar kita, baik umat Katolik maupun masyarakat yang hidup bersama kita,” katanya.
Romo Servatius, demikian panggilan akrabnya, juga mengajak umat paroki untuk mencintai Yesus dalam diri kelompok KLMTD sampai kapan pun. “Itu tantangan untuk kita semua. Tapi tantangan itu kita mau jawab dengan upaya-upaya yang sudah dicanangkan oleh Keuskupan Agung Jakarta dan harus kita ikuti karena kita adalah bagian dari Keuskupan Agung Jakarta ini,” lanjutnya. (*)
Seksi Komunikasi Sosial