Hari Minggu itu (08/03/2020), lebih dari 300 umat Katolik dari beberapa paroki di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) memadati gedung gereja Paroki Matraman. Mereka ingin mengenal lebih jauh tentang sosok Santo Yoseph melalui kegiatan “Seminar Santo Yoseph: Latar Belakang Pria Hebat Pendamping Maria dan Yesus” yang diselenggarakan oleh Paroki Matraman.
Menurut Manganar Simon Petrus Manalu, ketua panitia yang berasal dari Lingkungan Santa Clara - Wilayah Santa Caecilia, Paroki Matraman - yang tahun ini berusia 111 - merupakan paroki tertua kedua setelah Paroki Katedral Jakarta dan memiliki pelindung Santo Yoseph. Namun hingga saat ini, sosok Santo Yoseph kurang dikenal di kalangan umat paroki. “Tujuan seminar adalah memperkenalkan Santo Yoseph secara lebih mendalam dan menjadikannya sebagai teladan khususnya bagi umat Paroki Matraman,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung selama empat jam tersebut menampilkan Romo Joseph Ferry Susanto Pr, ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ, sebagai pembicara utama. Sementara sesi talk show menampilkan seorang aktor kawakan, Agustinus Adi Kurdi. Sebagai selingan, Paduan Suara Santo Yoseph Paroki Matraman menampilkan tiga lagu: Lead Me Lord, Shout to The Lord, dan Santo Yusuf yang Menjaga. Sebelum seminar berakhir, penyanyi terkemuka asal Kota Sorong di Provinsi Papua Barat, Edo Kondologit, tampil memukau saat menyanyikan tiga lagu, antara lain Titip Rindu Buat Ayah, di hadapan peserta. Kegiatan ini berjalan lancar di bawah koordinasi seorang Master of Ceremony (MC) handal, Aldeledis Kokoy.
Dalam sambutannya, Romo Yohanes Antonius Lelaona SVD, pastor rekan Paroki Matraman, mengajak umat paroki khususnya untuk belajar dari Santo Yoseph. “Akan ada banyak hal yang bisa kita timba dari tempat ini. Semoga sepulang dari tempat ini, ada nilai, sesuatu yang kita peroleh. Ini menjadi kekuatan bagi kita yang akan merayakan pesta paroki ke-111 pada tahun ini. Paroki yang sudah berusia 111 tahun ini ada dan bisa menjadi paroki yang berkembang karena umatnya: umatnya yang teguh imannya, umatnya yang setia, umatnya yang betul-betul percaya dan yakin akan penyelenggaraan Tuhan. Awal pembelajaran kita bukan hanya hari ini tapi juga hari-hari yang akan datang,” katanya.
Sosok Santo Yoseph Bagi Mereka
Romo Joseph Ferry Susanto Pr:
Santo Yoseph buat saya adalah pribadi yang sangat spesial. Tidak pernah dikatakan, dicatat dalam Kitab Suci, apa yang dia katakan. Tidak pernah. Satu kata pun tidak ada kata-kata dari Santo Yoseph. Tetapi, meskipun dia tidak banyak bicara, tetapi tindakannya, keputusannya, pergulatannya, itulah yang lebih berbicara daripada kata-kata dari mulutnya sendiri. Itu yang luar biasa. Itu yang saya harapkan, inspirasi yang luar biasa seperti ini bisa dicontoh oleh umat di Paroki Santo Yoseph. Lebih banyak bekerja daripada berbicara.
Agustinus Adi Kurdi:
Santo Yoseph itu figur yang misterius, pendiam, tidak banyak bicara. Dia melakukan semau yang ingin dia lakukan sepenuh hati, tapi dia juga tahu kapan dia harus berhenti berbuat atau kapan dia harus berbuat. Pada saatnya dia harus berhenti, dia berhenti. Contohnya, sepulang dari menjemput anak dan isterinya dari Bait Allah, dia menghilang, tidak tahu kemana. Kenapa? Kadang-kadang ini menjadi pertanyaan besar bagi saya. Mungkin dia tahu, Yesus sudah ketemu Bapa-Nya, spiritual. Dia tidak mau mencampuri lagi. Dia tidak mau selalu menjadi pertimbangan atau menjadi beban pikiran. Makanya dia menghilang. Atau apa, saya tidak tahu karena faktanya tidak ada.
Edo Kondologit:
Santo Yoseph itu contoh laki-laki sejati. Laki-laki yang bisa mengalahkan egonya yang luar biasa karena kita tahu dia seorang laki-laki yang bisa menerima perempuan “tiba-tiba mengaku lagi mengandung” meski belum pernah berhubungan sebagai suami-isteri. Kebesaran hati ini luar biasa. Saya kira sekarang ini hampir tidak ada laki-laki yang seperti itu, begitu tulus menjaga Maria. Saya pernah baca satu artikel, Santo Yoseph jalan kaki menuju Betlehem jauh sekali. Ini pengorbanan yang luar biasa. Ia mendampingi Maria. Ia tahu bahwa anak yang dikandung Maria bukan anak biologisnya. Tapi ia bisa menjaga Maria, ini merupakan kebesaran hati yang luar biasa. Menurut saya inilah contoh laki-laki sejati, laki-laki yang bisa mengalahkan keangkuhannya, bisa mengalahkan egoismenya, harga dirinya. Ini keteladanan yang luar biasa dari seorang Santo Yoseph.
Joseph Carolosa, umat Paroki Bonaventura:
Orang Kudus ini istimewa, orang kuat. Orang Kudus ini dikaruniai rahmat Allah untuk menyertai Maria dan Yesus - keluarga Nazareth. Kalau tidak ada Orang Kudus ini, mungkin sejarah keselamatan tidak akan pernah ada.
Elizabeth Sri Suryani, umat Paroki Matraman:
Dalam cerita memang banyak, seperti tadi dikisahkan, Santo Yoseph itu pribadi yang sabar dan setia. Kemudian juga lebih banyak bekerja daripada bicara. Ini sosok seorang Bapak, kepala keluarga. (*)
Katharina R. Lestari, Seksi Komunikasi Sosial